the one and only..

lagi pengen curhat.
hihihih.. lama juga gak curhat di blog ke seluruh dunia kayak gini. lama gak nulis. lama gak ngobrol. lama gak menyentuh dunia 'single' gue.

emang gue akuin sejak bertemu dengan abang, dunia gue jadi agak berbeda dengan dunia gue yang lama. diri gue aja juga almost bukan diri gue yang dulu. entah kenapa. semua orang bilang gue gak sekuat gue dulu. gak setegar gue dulu. kata temen2 deket gue, gue tuh sekarang cenderung lemah dan rapuh. (i can sense their dissappointment in their tone).

entah yah.. apa memang gue menjadi selemah itu? gue akui hati gue memang menjadi lebih sensitif, lebih gampang tersentuh, lebih sering merasa terbebani, lebih mudah menjadi tidak bahagia, hanya gara-gara hal kecil saja. apa itu gara2 abang? apa dia telah membuat gue menjadi orang baru ini? yang gue sendiri kadang2 gak suka ama dia. kalau jawabannya iya, maka yang timbul dalam benak gue adalah, apa yang abang lakukan sehingga gue seperti ini? apa? apa? wah kalau mau gue sambung-sambungin, bisa jadi banyak.

tapi..

setelah gue pikir2, bukan abang kok penyebabnya. ya GUE sendiri yang menyebabkan gue begini. gue yang membebaskan hati gue untuk merasa seperti itu, regardless atas apa yang abang lakukan kepada gue. gue yang mendorong pikiran gue untuk berpikir mengenai hal-hal yang bisa bikin diri gue sendiri terpuruk dengan kesedihan gue, terlepas dari apa yang abang katakan atau lakukan terhadap gue.

hal yang membuat gue sering membuat gue merasa lemah adalah betapa gue sangat takut kehilangan orang ini. yah abang itu. gue takut gue disia2in oleh dia. gue takut dia akan berpaling ke seseorang yang lain. gue takut juga jadi sendiri lagi. kenapa? apakah dunia menjadi begitu indah begitu dia ada di sisi gue? indah iya, tetapi dunia single gue kayaknya gak seburuk itu sampe gue gak mau jadi single lagi. seharusnya gue tidak takut menjad single lagi. toh selama 28 tahun gue hidup sangat sangat bahagia (despite the fact, kadang2 gue pengen juga punya seseorang), tapi gue bahagia, gak pernah merasa down (kecuali satu kali ketika bapak pergi meninggalkan gue) apalagi merasa terpuruk, duh! jauh banget dari dunia gue.

gue merasa terancam dengan berbagai hal yang ada di sekeliling kami. bener2 dengan berbagai macem hal yang gak jelas. dan ketika gue berpikir seperti itu, gue terpuruk lagi. sendiri.

bodoh kan? karena akhirnya gue yang stres sendiri, padahal gak ada apa2 yang terjadi in reality.

entah lah. bisa jadi gue emang benar (hahahha, lagi2 gue dan kebodohan), tapi most likely, gue emang salah. tapi in the end, harusnya gue lebih pasrah dan ikhlas kepada keadaan dan kehendak Allah SWT. toh kalaupun mimpi buruk gue yang terjadi, memang apa sih yang berubah? tidak ada kan? paling abang saja yang hilang dari hidup gue ini dan gue kembali sendiri. what so bad about that?

gue toh pernah sendiri, bayangkan 28 tahun!, sendiri. waktu yang cukup lama untuk menjadi terbiasa. jadi kalau mimpi buruk gue yang terjadi, seharusnya gue bisa langsung berdiri kan?

setelah gue pikir2, gue bosen banget kayak gini, jadi gue mau pasrah ama keadaan aja, let Allah yang mengurus hidup gue dari atas sana. toh kita semua milik Allah, semua akan kembali ke sana. kalo emang abang adalah jodoh gue dunia dan akhirat, akhirnya gue pasti akan ama dia, kalo enggak, yah apa mau dikata, berarti dia memang bukan yang terbaik buat gue dan sebaliknya.

yah intinya adalah pasrah dan ikhlas, karena satu-satunya yang bisa kita percaya, satu2nya yang akan baik sama kita, adalah Allah SWT, jadi gue akan menyerahkan seluruh hidup gue dan segala permasalahan di dalamnya kepada Allah SWT. the one and only.

Amin.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenang Bapakku (21 Juli 1950 - 20 September 2004)

The Wedding (The Invitation Part II)

An intro about Mom's cancer