Masa Lalu

Aku sering bertanya kepada seseorang yang aku cintai, mengapa begitu sulit untuk melangkah dari masa lalu?

Bukan karena aku sulit untuk melangkah, tetapi karena aku melihat begitu banyak teman yang sulit untuk melangkah dari masa lalu mereka. Aku pun terkadang merasa susah untuk pergi dari masa lalu, mengingat begitu menyenangkannya masa lalu. Aku terkadang mengingat saat dimana almarhum Bapak masih berada bersama kita, betapa indahnya saat dimana kita bercanda bersama Bapak di meja makan, atau saat beliau marah dengan kelakuan kita yang nyeleneh.

However, sampai hari ini, terkadang aku masih susah untuk melangkah dari masa lalu jika mengingat Bapak. Aku masih ingin berada di masa lalu.

Ada lagi masa lalu yang lain, masa lalu yang berbicara mengenai cinta. Aku melihat salah seorang teman dekatku (yang telah bercerai), masih mengingat mengenai seorang lelaki yang dia claim sebagai True Love-nya.

Apa sih true love?

True love, katanya, adalah cinta sejati. Cinta yang selalu dikenang. Cinta yang selalu membayang. Cinta yang susah dilupakan, bahkan tidak akan pernah terlupakan. Apapun itu, biasanya true love itu datang dari masa lalu.

Aku sebenarnya sangat tidak setuju dengan konsep true love dari masa lalu ini. Mengapa? Mengapa kita membatasi diri kita sendiri untuk mencintai orang yang tidak akan pernah bisa kita miliki? Mengapa tidak mengalokasi seluruh cinta yang kita miliki untuk seseorang yang ada dipelukan kita setiap malam? Mengapa tidak mencintai seseorang yang ada disamping kita? Mengapa?

Entah lah.. aku kehabisan ide. Aku tidak tahu harus menjawab apa.

Menurutku, dua orang yang saling mencintai haruslah bersama, harus mencoba untuk bersama, dan jika memang tidak bisa, harus dicoba bisa. Karena apa artinya mencoba mencari seseorang yang lain, jika ternyata tidak bisa mencintai orang lain itu dengan sepenuhnya.

Setiap orang memiliki hak untuk dicintai. Secara penuh. Tidak setengah-setengah. Jadi, jika memang ada orang yang masih memikirkan orang lain dalam hatinya, maka ia tidak BERHAK untuk mencoba bersama dengan orang lain yang tidak akan yang ia cintai sepenuh hatinya.

Aku tidak akan melakukan hal itu kepada orang yang aku cintai. Dan aku berdoa kepada-Nya bahwa aku tidak akan pernah berada dalam posisi itu dalam hidup yang sangat sementara ini. Karena jika iya, sesakit apapun, aku akan berkata,'find her! and be with her.' karena setelah aku bangkit dari sakit itu, aku masih punya harapan menemukan seseorang yang mencintaiku dengan tulus, sedangkan jika tidak, maka aku hanya akan tinggal dengan seseorang yang hanya memberikan setengah hatinya kepadaku.

And, I'm worth more than half a heart. I am worth One heart. The One I am giving him.

-to abang, who has given me his whole heart. Well baby, we're the lucky ones.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenang Bapakku (21 Juli 1950 - 20 September 2004)

The Wedding (The Invitation Part II)

An intro about Mom's cancer